
sep's putra vikerz
@sep_seps
Kian Santang adalah tokoh tasawuf dari
tanah pasundan yang ceritanya melegenda khususnya di hati masarakat pasundan dan
kaum tasawuf ditanah air pada umumnya. Tokoh kian-santang ini pertama kali
berhembus dan dikisahkan oleh raden CAKRABUANA atau pangeran walangsungsang
ketika menyebarkan islam di tanah cirebon dan pasundan. Pangeran cakrabuana
adalah anak dari prabu sili-wangi atau jaya dewata raja pajajaran, yang
dilahirkan dari permaisuri ketiga yang bernama nyi subang larang, subang-larang
sendiri murid dari mubaliq kondang yaitu syeh maulana-hasanudin atau terkenal
dengan syeh kuro krawang.
Mulanya yaitu, ketika raden
walangsungsang memilih untuk pergi meninggalkan galuh pakuan atau pajajaran,
yang di sibebabkan oleh keberbedaan haluan dengan keyakinan ayahnya yang
memeluk agama “shangyang”, pada waktu itu. diriwayatkan beliau berkelana
mensyi’arkan islam bersama adiknya yaitu rara santang (ibu dari syarif
hidayatullah atau “sunan gunung jati”) dengan membuka perkampungan di pesisir
utara yang menjadi cikal-bakal kerajaan caruban atau kasunanan cirebon yang
sekarang adalah “kota madya cirebon”.
Legenda kian-santang sendiri diambil
dari sebuah kisah nyata, dari tanah pasundan tempo dulu yang ceritanya pada
waktu itu tersimpan rapi berbentuk buku di perpustakaan kerajaan pajajaran.
Karena pajajaran adalah hasil penyatuan dua kerajaan antara galuh dan kerajaan
sunda pura yang dimana kerajaan galuh dan sundapura adalah dua kerajaan pecahan
dari taruma negara, yang di masa prabu PURNA-WARMAN yaitu raja ketiga dari
kerajaan taruma negara yang di pecah menjadi dua yaitu tarumanegara yang
berganti sundapura dan ibukota lama menjadi galuh pakuan. Dan jaya dewata
menyatukan kembali dua pecahan kerajaan taruma negara menjadi pajajaran.
Di mana di kisahkan pada waktu itu yaitu
abad ke 4m atau tahun 450 pernah terdapat putra mahkota yang sakti mandraguna
bernama GAGAK LUMAYUNG yang dalam ceritanya “di tataran suda dan sekitarnya
,tak ada yang mampu mengalahkan ilmu kesaktiannya. hingga suatu saat datang
pasukan dari dinasti TANG yang hendak menaklukkan kerajaan tarumanegara. namun
berkat gagak lumayung, pasukan TANG dapat di halau dan tunggang-langgang
meninggalkan taruma negara.
Semenjak itu raden gagak lumayung di
beri sebutan ”KI AN SAN TANG” atau ”penakluk pasukan tang” Di ceritakan sang
kiansantang ini karena saking saktinya hingga dia rindu kepingin melihat
darahnya sendiri. Hingga sampailah di suatu ketika sa’at dia mendapat wangsit
di tapabratanya bahwah di tanah arab terdapat orang sakti mandraguna.
Konon: dengan ajian napak sancangnya raden kian santang mampu mengarungi lautan
dengan berkuda saja. “Di mana dalam ceritanya ketika sampai di pesisir beliau
bertemu seorang kakek ,dan padanya dia minta untuk di tunjukan di mana orang
sakti yang kian santang maksud tersebut”. Dan dengan senang hati si-kakek
tersebut menyanggupinya dan sementara dia mengajak beliau “kiansantang” untuk
mampir dulu ke rumahnya.
Al-kisah setelah sampai di rumahnya
tongkat dari sang kakek tersebut tertinggal di pesisir dan minta kian santang
untuk mengambilkanya ,konon dikisahkan si-kian santang tak mampu mencabutnya
sampai tanganya berdarah-darah ,disitulah kian santang baru sadar kalau kakek
itu adalah orang yang di carinya. Dan akhirnya dengan membaca kalimah
syahadat yang di ajarkan sang kakek tadi “yang akhirnya menjadi guru
spiritualnya” tongkat tersebut dapat di cabut .
Cerita tersebut membumi sekali sampai
saat sekarang. Dan yang aneh, kebanyakan orang menduga kalau kian santang itu
adalah raden walang sungsang. Padahal banyak sekali cerita yang sepadan dengan
kisah raden walang sungsang tersebut. Yang sesungguhnya dialah yang mengisahkan
justru dialah yang di kira pelaku (raden walang sungsang atau pangeran
cakrabuana) sebagai tokoh yang diceritakan itu. Tujuannya adalah hanya sebagai
media dakwah dan penyebaran islam di bumi cirbon dan sekitarnya. Sehingga
sampai sekarang banyak kalangan yang menyangka raden walangsungsang adalah kian
santang bahkan ada yang menafikan kian santang adalah adik cakrabuana dan kakak
dari rara santang.
Raden walangsungsang mengambil cerita
ini dari perpustakaan kerajaan pajajaran dengan pertimbangan karena kisah itu
mirip dengan kisahnya, Yang di mana kian santang setelah pulang dari arab dia
ingin meng-islamkan ayahnya prabu purnawarman namun di tolaknya dan kian
santang memilih meninggalkan istana dan tahtanya di berikan adiknya yaitu
darmayawarman. Begitu pula raden walang sungsang yang pernah merantau ke arab
dan meningkahkan adiknya rara santang yang di ambil istri oleh putra kerajaan
mesir waktu itu dan pernikahan berlangsum di mesir yang dari perkawinan inilah
nanti akan lahirlah raden syarif hidayatullah atau sunan gunung jati.
Keinginan Walangsungsang untuk
meng-islamkan prabu siliwangi ditolak mentah-mentah dan ayahnya tidak ingin
bertarung dengan anaknya maka dia memilih mensucikan diri atau bertapa, konon
beliau menjelma macan putih. Pengambilan kisah penokohan dalam sebuah ceritra
seperti ini sebenarnya pernah pula terjadi pada era sebelum raden walang
sungsang yang tepatnya dilakukan oleh raja jaya-baya (raja islam pertama di
tanah jawa) dari kerajaan panjalu atau kediri, di mana suaktu masih di pegang
raja airlangga kerajaan tersebut bernama kerajaan KAHURIPAN dan karena kedua
anaknya semua meminta tahta maka kahuripan di bagi dua yaitu panjalu dan
jenggala. Sepanjang perkembangan dua kerajaan tersebut selalu bermusuhan dan
pada masa kerajaan panjalu dirajai oleh jaya baya, panjalu mampu menaklukkan
jenggala dan di satukan lagi antara jenggala dan panjalu.
Pada waktu panjalu menaklukkan jenggala
rajanya jaya-baya meminta empu sedha dan empu panuluh untuk mengutip naskah
dari india yang judulnya maha barata. namun di ferifikasi dengan gaya jawa.
Sebagai perlambang atas kemenangan perang saudara panjalu atas jenggala. Yang
akhirnya kitab tersebut di beri judul barata-yuda. Dan dalam kisah klasik jawa
ini banyak kalangan masarakat yang mengira bahwa jaya baya adalah kelanjutan
dari trah barata yaitu cicit dari parikesit putra abimanyu.
Juga kisah lainnya yang serupa pernah
pula hadir kemasarakat yang tujuannya waktu itu sebagai media dakwah untuk
melindungi rongrongan ajaran syariat terhadap kaum sufi.maka ketika bergerak
menyebarkan islam WALI SONGO menurt banyak kalangan membuat cerita al-halaq
fersi indonesia yaitu syeh siti jenar. Yang menurut Doktor Simon dari UGM Yogja
berdasarkan temuannya karya-karya besar berupa naskah suluk dari sunan kali
jaga dan lain sebagainya. Dapat di pastikan tokoh siti jenar adalah imajener
hanya untuk media dakwah dan melindungi islam agar tetap pada ajaran ahlusunah
wa jamaah.
Dan sampai saat ini pendapat itu masih simpang siur
dan menjadi perdebatan dan polemik panjang oleh para ahli sejarah di tanah air.
Nuwun,